Jumat, 29 Juli 2011

ini temanku (SMA) part 1

bismillah.


Teman yang aku dapatkan di masa SMA, teman yang kerap memberitahu ketika salah, memberi applause ketika aku berhasil, teman yang selalu marah ketika aku tak pernah mengerti dia.

(NHF)
tempat, tanggal lahir : 10 juni 1995
alamat : bundaran ciumbuleuit
anak ke-2 dari 2 bersaudara.
seorang perempuan berkulit putih dan mengaku mirip dian sastro (obsesi!)
banyak banget fansnya sampe 1 sekolahpun belum cukup menampung, namun sayang berulang kali ia mengalami cerita cinta yg sangat menyedihkan meski hanya sekali menjalin hubungan (lho?! kumaha?)
sekian.

akupun tak ingat bagaimana pertama kali aku bisa dekat dengannya, hanya saja ketika masuk kelas 10, ia memiliki nama yang sama denganku, jadi masih segar dalam ingatanku ketika ia protes pada guru tentang kesalahan cetak namanya.
dari saat itu, aku tahu, dia orang yang berani memprotes ketika ia benar.
pertemanan itu terus berlanjut, dengan seiringnya waktu kamipun semakin akrab, dan aku mulai tahu bahwa ia salah seorang teman yang mudah diajak dekat denganku, meski saat itu aku masih sangat dekat dengan sahabat SMP.

satu tahun telah berlalu, persahabatan ini semakin erat ketika aku duduk di kelas sebelas, di tahun ini aku sudah sangat mengerti sifat temanku ini, seorang yang berani, dan tak pernah malu untuk mengemukakan pendapat meski itu salah ataupun mengagumkan, dan akupun mengerti ketika ia sedang tidak nyaman dekat denganku, ataupun jika aku memiliki kesalahan padanya namun aku tak tahu apa salahku dan hal itu kerap terjadi antara kita, aku yang mempunyai sifat 'cuek' hanya akan diam hingga emosi dia mereda. :))
tak jarang pula ia tiba-tiba saja marah, padahal aku hanya bermaksud bercanda, dan akupun sudah bisa memaklumi secara reflek biasanya aku menjauh.

walaupun dia yang paling muda diantara kami, tetapi dia memiliki pemikiran yang cukup dewasa, hanya saja tingkah lakunya saja yang masih terlihat kekanakan. itulah yang selalu membuat kami tertawa jika ia sudah melakukan hal yang benar - benar sangat kekanakan.

dialah yang paling rajin diantara kami, dalam hal pelajaran di sekolah ataupun tugas yang diberikan oleh guru. maka di kelas sebelas ini dia menggaet peringkat pertama di kelas. semangat akan hal apapun tak pernah memudar. itulah yang selalu membuat
aku kagum padanya.

sering ia bercerita tentang keluarganya, ia memiliki seorang kakak perempuan yang 4 tahun lebih tua darinya, ia sering bercerita bahwa ia sering berkelahi dengan sang kaka meski itu hal yang sepele, yaaah menurutku itu hal biasa terjadi di antara kakak beradik, masih dalam skala kewajaran :D
diapun bercerita tentang sang Ibu yang sangat ia kagumi, ayah yang sangat ia sayangi. hanya pernah satu saat, ia pernah bercerita konflik antara ayah dan ibunya, secara garis besar ia kesal oleh sang ayah yang hanya memberinya materi. aku terus mendengarkan hingga ia puas melimpahkan kekesalannya. di akhir obrolan kita menyimpulkan, bahwa sebenarnya di balik semua materi yang ayah berikan itu adalah semata - mata untuk kita, ayah yang kerja banting tulang demi memenuhi kebutuhan sang anak, demi kebahagiaan anak, ia rela bekerja seharian. namun, kenapa kita sebagai anak malah menyalahkannya? yaaa, ada salah satu sisi ayahpun harus memberikan perhatiannya, tetapi lebih baik kita sebagai anak yang mengalah, kita harus mengerti jika tak mendapatkan perhatian maka kita yang harus memberi perhatian kepadanya.

temanku inipun bercerita banyak hal tentang Sang Ibu, ia bercerita begitu berharga kedekatannya dengan sang ibu. dan ada satu hal lagi yang harus kita mengerti akan keinginan yang mungkin dimiliki oleh setiap Ibunda di dunia ini.
perbedaan pendapat kerap kali muncul, ketika kita memilih berjalan ke arah kanan, namun Ibu dengan yakinnya kita akan berhasil jika menempuh arah kiri.
kitapun medapat true story dari seorang motivator, jika ingin memilih jalan yang berbeda dengan ibunda maka buktikanlah terlebih dahulu bahwa kita bisa berhasil dengan melewati jalan kita sendiri. tetapi hal itu sangatlah sulit, maka jalan keluar yang lainnya adalah membanting setir dengan melewati jalan yang diarahkan oleh sang Ibu, selain mendapat ridho Orang Tua, kita bisa melihat hikmah apa yang bisa kita dapat melalui 'kekesalan' ini. dan kita harus selalu yakin, bahwa dalam setiap hal apapun pasti selalu terselip HIKMAH.

29/7/11 8:35pm WIB